Kilatmedia.com – Cerita Dongeng Pendek Sarat Makna dan Pesan Moral.Halo teman-teman kembali lagi dengan admin kali ini admin akan membahas artikel yang sedang diburu oleh para netizen semua
Cerita dongeng pendek memberi tambahan tak terhitung pesan moral untuk anak. Sebagian contoh cerita dongeng singkat ini bisa jadi wahana orang tua untuk lebih dekat dengan anak.cerita dongeng pendek yang sarat makna dan pesan moral, bisa menjadi salah satu wahana orang tua membangun kedekatan dengan anak. Segudang sekali contoh cerita dongeng, baik cerita dongeng singkat ataupun cerita dongeng panjang.
Mengutip Buku Children’S Literature in the Elementary School, cerita dongeng adalah bentuk berasal dari narasi baik yang berupa lisan maupun tulisan.
Di Indonesia udah tak termasuk berapa berlimpah cerita dongeng, baik cerita dongeng pendek maupun cerita dongeng panjang. Sebagian dongeng pun menampilkan cii-ciri imajinatif layaknya fauna yang bisa berbicara layaknya kisah kancil dan buaya.
Sifat fauna yang bisa berbicara selayaknya manusia tersebut bukan tanpa tujuan. Cerita dongeng memakai cii-ciri fauna sehingga menghibur. “Menambahkan peran kepada fauna didalam cerita dongeng, akan memicu narasinya menarik dan menghibur,” kata Donald Haase.
Cerita dongeng singkat, tak semata-mata lebih gampang dipahami anak, namun juga memudahkan orang tua, yang tidak mempunyai segudang pas luang. Biasanya, cerita dongeng pendek cuman menghabiskan pas 10 menit saja untuk membacanya, selagi cerita dongeng panjang berkisar di 15 sampai 30 menit.
Berbagai Karakter Cerita Dongeng
Cerita dongeng pendek juga punyai sebagian pembawaan di dalamnya. Layaknya kami menyadari, cerita dongeng singkat dibuat untuk anak-anak, supaya keberagaman pembawaan menjadi poin yang lumayan vital.
Sebagian anak bisa saja senang mendengar atau membaca cerita dongeng pendek terkait pembawaan fauna. Ada juga yang lebih menyukai cerita dongeng panjang dengan pembawaan legenda masyarakat.
Berikut ini adalah lebih dari satu contoh cerita dongeng pendek dan juga cerita dongeng panjang, yang bisa jadi salah satu wahana bagi orang tua untuk membangun kedekatan dengan anak, beri tambahan pesan moral sampai menopang menguatkan kekuatan khayalan.
1. Cerita Dongeng Buaya dan Kancil yang Cerdik
Pada sebuah hari ada seekor kancil yang tengah melacak makan di di dalam hutan. Ia terjadi menyusuri hutan, sebab makanan yang ada di kira-kira area tinggalnya mulai berkurang. Kancil pun pergi menyusuri hutan, sampai ia menemui sungai.
Sungai tersebut dipenuhi dengan buaya berukuran besar yang kelaparan. Si kancil pun tak kehabisan akal. Sesaat ia berpikir, ia pun menemukan cara menghadapi kawanan buaya yang kelaparan.
“Hai buaya, apakah kalian sudah makan siang?” Teriak kancil kepada buaya yang ada di sungai.
Tiba-Tiba seekor buaya muncul ke permukaan air dan berkata “Siapa itu yang berteriak? Mengganggu tidur siangku saja!” Buaya yang lain pun ikut menyahuti dengan ketus pertanyaan si kancil
“Diam kau kancil! Atau nanti kami akan memakanmu!”
Kancil menjawab “Tenang dulu hai buaya, Aku ke sini membawa pesan dari sang raja hutan. Jadi jangan dulu engkau memakanku.” Buaya-Buaya tersebut pun penasaran dengan pesan yang dibawa oleh kancil.
“Raja hutan memintaku untuk menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini. Karena, raja hutan akan memberikan hadiah untuk kalian. Jadi panggillah seluruh teman-temanmu” Seru kancil kepada buaya.
Mendengar hal itu, buaya pun puas dan bergegas memanggil kawanannya. Buaya-Buaya itu, lantas berbaris rapi di permukaan sungai.
Sehabis kawanan buaya tersebut berbaris, kancil sesudah itu melompat sambil menghitung buaya. Tetapi ternyata, tersebut cuman siasat cerdik si kancil supaya bisa menyeberangi sungai yang dipenuhi kawanan buaya.
Pesan moral berasal dari cerita dongeng buaya dan kancil di atas adalah bagaimana kecerdikan bisa mengalahkan daya.
2. Cerita Dongeng Pendek Burung Bangau yang Angkuh
Di suatu sungai kecil, seekor burung bangau terjadi dengan langkah yang begitu anggun. Ia menatap air sungai yang amat jernih, dan dengan leher dan paruhnya yang panjang, ia bersiap untuk menerkam mangsanya di didalam air.
Burung bangau itu begitu bahagia menonton ke didalam air, gara-gara pagi hari tersebut, tak terhitung sekali ikan-ikan kecil yang berenang. Tetapi, dengan angkuhnya ia berujar pada dirinya sendiri
“Hari ini Saya tidak mau makan ikan-ikan kecil,”
“Saya adalah burung bangau yang anggun, tidak sepantasnya Saya memakan ikan-ikan kecil di sungai ini,” kata bangau dengan angkuhnya.
Si bangau yang jemawa tersebut pun lantas tunggu datangnya ikan yang lebih besar untuk ia mangsa.
Selagi pun berlalu, hari semakin siang dan burung bangau yang jemawa tersebut tetap tunggu ikan yang lebih besar. Tetapi pas hari sudah siang, ikan-ikan kecil yang ada di tepian sungai berenang ke sedang sungai.
Sampai kelanjutannya burung bangau yang jemawa tersebut tidak lagi lihat seekor ikan pun di sungai tersebut, dan membuatnya terpaksa memangsa siput kecil yang berada di pinggir sungai.
Cerita dongeng pendek mengenai burung bangau yang jemawa di atas, mengimbuhkan pesan moral untuk anak sehingga tidak bersikap jemawa atau arogan, gara-gara akan merugikan orang lain dan juga diri sendiri.
3. Dongeng Serigala dan Anak Kambing yang Cerdik
Di di dalam suatu hutan, tinggallah seekor ibu kambing dengan anaknya. Pada sebuah ketika, ibu kambing meninggalkan anak kambing di tempat tinggal. Ibu kambing hendak pergi melacak makan.
Ibu kambing ingin sang anak tinggal di tempat tinggal yang kondusif, selama ia pergi melacak makan.
Anak kambing tersebut pun diberi pesan oleh ibunya sehingga tidak membukakan pintu kepada siapapun selama ibunya pergi melacak makan.
Sebelum pergi, ibu kambing juga mengimbuhkan suatu lagu yang menjadi penanda jika sang ibu udah hingga di depan tempat tinggal sesudah melacak makanan.
Tanpa mereka sadari, tak jauh berasal dari tempat tinggal ada seekor serigala yang menguping pembicaraan ibu dan anak kambing. Serigala tersebut pun, menjadi mempunyai niat dursila untuk memangsa si anak kambing kala ibunya udah pergi berasal dari tempat tinggal.
Sebagian selagi sesudah ibu kambing pergi ke luar tempat tinggal untuk melacak makanan. Serigala pun mengendap-endap ke depan tempat tinggal, dan menyanyikan lagu yang udah diajarkan ibu kambing kepada anaknya.
Si anak kambing pun heran, ia merasa bahwa ibunya belum lama meninggalkan tempat tinggal tetapi kenapa ia mendengar lagu itu.
Anak kambing itu, lantas mengintip berasal dari balik ventilasi dan terkejut gara-gara yang dilihatnya bukan si ibu kambing melainkan seekor serigala.
Meski takut dan merasa terancam, anak kambing tersebut pun dengan cerdik berteriak dan membawa dampak nada gaduh berasal dari didalam tempat tinggal.
Teriakan anak kambing dan nada gaduh yang ia buat sebabkan binatang lain singgah ke rumahnya dan sebabkan serigala pergi, berlari berasal dari tempat tinggal itu.
Dongeng singkat mengenai serigala dan anak kambing yang cerdik, memberi pesan kepada anak sehingga mereka tidak enteng yakin pada orang yang baru dikenal.
4. Dongeng Kelinci yang Sombong dan Kura-Kura
Cerita dongeng pendek berkaitan kelinci yang arogan dan kura-kura ini menjadi salah satu cerita dongeng singkat, yang lumayan populer. Sesudah itu, bagaimana kisahnya?
Di didalam suatu hutan rimba, hiduplah beraneka fauna. Di antara banyaknya fauna di didalam hutan rimba tersebut, ada seekor kelinci yang amat arogan. Kelinci tersebut dengan sombongnya mengatakan bahwa ialah fauna yang bisa berlari paling cepat di hutan ini.
“Aku adalah kelinci, hewan yang larinya paling cepat di hutan ini. Tidak ada yang bisa mengalahkan kecepatanku berlari,” kata kelinci dengan sombongnya.
Semua fauna di hutan tersebut pun, udah mengetahui betapa sombongnya kelinci tersebut. Tapi memang sebatas kelinci fauna yang larinya paling cepat di antara fauna lain di hutan rimba itu. Tak terhitung fauna yang udah ditantang lomba lari oleh kelinci, namun tidak ada yang berani.
Hingga sebuah ketika seekor kura-kura tua bijaksana yang terima tantangan kelinci untuk berlomba lari. Seisi hutan paham, kura-kura tua tersebut terlampau lambat, dan terima tantangan lomba lari si kelinci hanyalah membuang-buang sementara saja.
“Hai kelinci, aku mau menerima tantanganmu untuk adu lomba lari,”
kata si kura-kura tua yang bijaksana. Kelinci menertawakan si kura-kura tetapi ia setuju untuk beradu cepat dengannya.
Hari yang dinanti tiba, pertandingan lomba lari antara kelinci arogan dan kura-kura tua yang bijaksana pun langsung dimulai. Keduanya udah bersiap di posisi start. Semua fauna di hutan rimba tersebut berkumpul untuk memirsa perlombaan.
“Hai kura-kura, kamu berlari duluan saja, Aku akan menunggu sampai jarakmu cukup jauh,”
kata kelinci mengejek kura-kura. Perlombaan pun dimulai dengan kura-kura yang, dengan susah payah berlari. Kelinci arogan tersebut masih diam saja di garis start.
Tak lama, kelinci arogan tersebut pun melesat cepat bagai kilat, mendahului kura-kura yang baru saja terjadi lebih dari satu langkah. Saking cepatnya berlari, kelinci pun hampir tiba di garis finis.
“Ah, aku sudah mau sampai di garis finis, tapi kura-kura belum juga terlihat. Lebih baik, Aku bersantai dulu saja, sambil menunggu kura-kura,” Kelinci pun memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon yang rindang, hingga ia ketiduran.
Selagi tersebut, si kura-kura tetap meneruskan langkahnya. Perlahan, ia pun hampir hingga di garis finis. Kelinci pun masih tertidur pulas di bawah pohon.
Tak lama lantas kelinci terbangun dan lihat bahwa si kura-kura telah tinggal satu langkah lagi menuju garis finis. Ia pun bergegas menyiapkan diri dan ulang berlari mengejar kura-kura. Tapi sayangnya, ia tak miliki pas untuk menyusul kura-kura yang telah merampungkan lomba, tepat satu detik sebelum lantas kelinci menyusul di belakangnya.
“Ah tidak, Aku tidak mungkin kalah dari si kura-kura yang lambat ini!”
Kata si kelinci menyatakan rasa kecewa. Fauna lain yang saksikan perlombaan pun tak menyangka, pada akhirnya ada yang mengalahkan kelinci di lomba lari.
Kelinci yang arogan tersebut pun kelanjutannya menyadari, bahwa ia salah sudah meremehkan kura-kura. Ia menyadari, seharusnya ia tidak boleh meremehkan siapapun meski ia adalah fauna tercepat di hutan.
Berasal dari cerita dongeng singkat perihal kelinci yang arogan dan kura-kura tua bijaksana di atas, anak bisa mendapat pesan moral yang benar-benar bagus. Orang tua bisa memberi sadar anak, supaya tidak boleh arogan meski memang ia bisa. Anak juga bisa mendapat pelajaran bahwa tidak boleh meremehkan orang lain, malah wajib bisa menghargai orang lain.
5. Burung Merpati dan Semut
Pada sebuah hari, seekor semut yang tengah melacak makan tergelincir dan masuk ke didalam sungai. Semut berteriak minta tolong, dikarenakan ia hampir tenggelam di sungai itu.
Di selagi yang seiring, pagi tersebut seekor burung merpati tengah terbang nikmati udara di atas sungai. Ketika tengah terbang nikmati udara pagi yang segar, burung merpati juga mendengar nada teriakan minta tolong.
Burung merpati pun melacak di mana sumber melodi itu. Ya, tersebut adalah teriakan semut yang hampir tenggelam di sungai. Dengan langsung, burung merpati pun menghampiri semut itu dan menopang mengangkat tubuh kecil semut keluar berasal dari air.
“Terima kasih hai burung merpati. Kalau tidak ada kamu, mungkin Aku sudah tenggelam di sungai ini,” kata semut. Burung merpati pun menjawab “Iya semut, lain kali kau berhati-hatilah,”
Sebagian kala berselang, seekor semut yang tengah melacak makan di pinggir sungai tak sengaja memirsa seorang pemburu yang tengah mengincar burung merpati. Semut kaget, gara-gara merpati yang menjadi incaran pemburu tersebut adalah yang menyelamatkannya kala ia hampir tenggelam di sungai.
Semut pun dengan langsung menghampiri pemburu yang juga telah bersiap menembak burung merpati. Setelahnya, semut menggigit kaki si pemburu tersebut dengan terlampau keras, dan sebabkan pemburu itu kaget dan berteriak.
Burung merpati yang tengah santai di atas pohon pun mendengar teriakan pemburu dan segera bergegas terbang menjauh, untuk menghindari pemburu tersebut.
Waktu tengah terbang, burung merpati memirsa seekor semut yang ada di kaki pemburu itu. Sesudah situasi kondusif, burung merpati menghampiri semut dan mengucapkan menerima kasih.
“Hai semut, terima kasih ya. Kau sangat berani sekali!” Kata burung merpati kepada semut. “Iya merpati, aku hanya ingin balas budi karena kamu telah menolongku saat hampir tenggelam di sungai waktu itu.”
Kata semut.
Cerita dongeng singkat berkenaan burung merpati dan semut di atas pasti mempunyai pesan moral dan pedagogi untuk anak. Pelajaran yang bisa diambil adalah sehingga anak mau saling tolong mendukung orang yang tengah didalam kesulitan.
Berlimpah sekali pesan moral yang bisa diambil oleh anak, berasal dari lima contoh cerita dongeng di atas.
Mulai berasal dari cerita dongeng pendek kancil yang mengajarkan anak bahwa kecerdikan bisa mengalahkan daya. Sampai cerita dongeng singkat berkaitan kelinci yang kelanjutannya kalah dengan kesombongannya sendiri.
Kesimpulan
Demikianlah pembahasan cerita tentang Cerita Dongeng Pendek Sarat Makna dan Pesan Moral semoga ber manfaat sekian terima kasih…!!!