Logika adalah Cabang Ilmu Filsafat, Ketahui Cara Berpikir yang Benar dan Salah

kilatmedia.com – Logika adalah Cabang Ilmu Filsafat, Ketahui Cara Berpikir yang Benar dan Salah. Logika adalah tidak benar satu cabang pengetahuan filsafat yang mempelajari berkaitan cii-ciri dan model cara berpikir, terhitung hubungannya bersama matematika dan disiplin pengetahuan lainnya.

Logika adalah kata yang berasal berasal dari kata di dalam bahasa Yunani, yakni logos. Didalam bahasa Yunani, logos mempunyai beraneka macam arti, di antaranya adalah kata, pemikiran, ide, argumen, alasan atau prinsip.

Logika adalah berkaitan penalaran, atau belajar terkait prinsip-prinsip dan kriteria kesimpulan dan demonstrasi yang valid. Logika adalah pengetahuan yang mencoba untuk membedakan penalaran yang baik berasal dari penalaran yang buruk.

Menurut Aristoteles, layaknya dikutip berasal dari The Basics of Philosophy, logika adalah penalaran baru dan kudu. Logika adalah sesuatu yang diakui baru sebab sangat mungkin kami mempelajari apa yang bukan kami ketahui. Logika adalah sesuatu yang diakui diperlukan gara-gara kesimpulannya bukan mampu dihindari.

Logika adalah pengetahuan yang mempelajari perihal cara berpikir dan penalaran. Setidaknya tersedia tiga poin vital yang dipelajari didalam logika.

(1) Apa tersebut penalaran yang sahih?
(2) Apa yang membedakan argumen yang baik berasal dari yang buruk?
(3) Bagaimana kami mampu mendeteksi kekeliruan di dalam penalaran?

Logika adalah metode yang mampu menyelidiki dan mengklasifikasikan struktur pernyataan dan argumen,

baik lewat belajar platform inferensi resmi dan lewat belajar argumen di dalam bahasa alami.
Untuk lebih memperoleh pemahaman lebih didalam perihal pengertian logika, signifikan untuk tahu sejarah dan type-style logika, layaknya yang sudah dirangkum admin berasal dari bermacam sumber, Kamis (15/2022).

Sejarah Logika

Logika adalah Cabang Ilmu Filsafat, Ketahui Cara Berpikir yang Benar dan Salah

logika adalah pengetahuan penalaran yang diturunkan berasal dari tradisi Yunani Antik. Baik Plato maupun Aristoteles mengerti bahwa logika adalah belajar argumen dan berasal dari perhatian terhadap kebenaran argumentasi. Terhadap abad pertengahan, logika Aristotelian (Atau dialektika) dipelajari, bersama dengan bersama dengan tata bahasa dan retorika.

Logika didalam filsafat Islam juga berkontribusi terhadap pengembangan logika modern, khususnya pengembangan logika Avicennian. Logika Avicennian sudah berkontribusi didalam mengenalkan silogisme hipotesis, logika temporal, logika kapital, dan logika induktif.

Terhadap abad ke-18, Immanuel Kant berpendapat bahwa logika adalah sesuatu yang kudu dipahami sebagai pengetahuan evaluasi, supaya kesimpulan logika yang valid mengikuti berasal dari fitur struktural evaluasi.

Terhadap abad ke-20, Gottlob Frege, Alfred North Whitehead, dan Bertrand Russell mengeluarkan karya yang mengemukakan tentan Logika Simbolik. Logika baru ini diuraikan di dalam karya mereka yang diberi judul “Principia Mathematica.”

Di dalam karya itu, logika adalah sesuatu yang mempunyai cakupan jauh lebih luas cakupannya daripada logika Aristotelian. Lebih-lebih, logika simbolik mempunyai kandungan logika klasik di dalamnya, walaupun sebagai bagian kecil. Logika simbolik adalah logika yang hampir menyerupai kalkulus matematika dan mengenai bersama interaksi simbol satu serupa lain.

Style-Model Logika

logika adalah cabang pengetahuan filsafat yang mempelajari perihal cara berpikir dan penalaran. Logika mencoba untuk menguak mengenai bagaimana pernyataan yang sahih, bagaimana sebuah argumen diakui baik, dan bagaimana mendeteksi kekeliruan di dalam penalaran.

Kecuali dilihat berasal dari perjalanan sejarahnya, logika adalah pengetahuan yang juga mengalami pertumbuhan terhadap prosesnya. Akibatnya muncul lebih banya cara berpikir dan penalaran. Bersama dengan kata lain, pertumbuhan logika pun melahirkan sebagian type logika.

Logika Resmi

Logika resmi adalah apa yang kami anggap sebagai logika tradisional atau logika filosofis. Logika resmi (Juga disebut kalkulus logis) digunakan untuk turunkan satu aktualisasi diri (Kesimpulan) berasal dari satu atau lebih aktualisasi diri lainnya (Premis).

Premis-Premis ini bisa berupa aksioma (Proposisi yang terbukti bersama sendirinya, diterima begitu saja) atau teorema (Diturunkan bersama kenakan seperangkat ketentuan dan aksioma inferensi yang konsisten, tanpa anggapan tambahan).

Formalisme adalah teori filosofis bahwa pernyataan resmi (Logis atau matematis) bukan miliki makna intrinsik tapi makna simbol yang diakui sebagai entitas fisik.

Logika Informal

Logika Informal adalah disiplin terbaru yang mempelajari argumen bahasa alami, dan mencoba mengembangkan logika untuk menilai, menganalisis, dan menaikkan penalaran bahasa sehari-hari.
Bahasa alami di sini vital bahasa yang diucapkan, ditulis atau ditandatangani oleh manusia untuk komunikasi tujuan generik. Bahasa resmi layaknya bahasa pemrograman dan bahasa protesis layaknya Esperanto bukan terhitung didalam bahasa alami, agar bukan terhitung di dalam kajian logika informal.

Logika informal berfokus terhadap penalaran dan argumen yang ditemukan di dalam percakapan pribadi, iklan, debat politik, argumen hukum, dan komentar di surat informasi, televisi, internet, dan bentuk media massa lainnya.

Logika Simbolik

Logika Simbolik adalah belajar perihal abstraksi simbolik yang menangkap fitur resmi berasal dari inferensi logis. Logika simbolik tentang bersama dengan interaksi simbol satu mirip lain. Logika simbolik kerap melibatkan kalkulus matematika yang kompleks, di dalam upaya untuk memecahkan kasus rumit yang bukan mampu diatasi oleh logika resmi tradisional.

Logika simbolik mempunyai dua cabang, yakni logika predikat dan logika proporsional.

Logika Matematika

Logika matematika adalah belajar berkenaan logika resmi didalam matematika. Logika matematika mencakup teori tipe, teori bukti, teori himpunan, dan teori rekursi. Penelitian didalam logika matematika umumnya membahas pembawaan-pembawaan matematika berasal dari platform logika resmi layaknya energi ekspresif atau deduktifnya. Tetapi, tersebut juga sanggup mencakup pemanfaatan logika untuk mengkarakterisasi penalaran matematis yang sahih atau untuk membangun dasar matematika.

Type-Model Logika

logika Deduktif

Logika deduktif adalah platform penalaran yang perlu berdasar terhadap premis yang diberikan, yakni premis generik dan premis spesifik. Didalam logika deduktif, sebuah penalaran diakui valid kalau bukan tersedia kondisi yang amat mungkin di mana seluruh premis sahih dan kesimpulan tidak benar. Tetapi, wajib diingat bahwa premis yang tidak benar bisa membawa dampak kesimpulan yang keliru.

Logika deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras dan filsuf Yunani lainnya berasal dari Periode Klasik. Inti berasal dari penalaran deduktif adalah silogisme.

Contoh Logika Deduktif:

Premis mayor: seluruh manusia fana.
Premis minor: socrates adalah manusia.
Kesimpulan:&Nbsp;Socrates fana.

Logika Induktif

Kecuali logika deduktif bergerak berasal dari premis generik ke premis spesifik, makan logika induktif bekerja bersama cara yang sebaliknya. Logika induktif adalah proses turunkan generalisasi berdasarkan pengamatan, yaitu berasal dari spesifik ke yang lebih generik.

Logika induktif diakui kuat terkecuali kebenaran premis akan memicu kebenaran kesimpulan barangkali namun bukan tentu.

Contoh:

Seluruh gagak yang diamati berwarna hitam.
Sebab tersebut:
Seluruh gagak berwarna hitam.
Logika induktif diakui lemah terkecuali interaksi antara premis dan kesimpulan lemah, dan kesimpulannya apalagi belum pasti bisa saja.
Contoh:
Saya selalu menggantung gambar di paku.
Gara-gara tersebut:
Seluruh gambar tergantung berasal dari paku.
Logika Kapital

Logika kapital adalah tiap tiap platform logika resmi yang mencoba untuk berurusan bersama modalitas atau aktualisasi diri yang berkenaan bersama barangkali dan probabilitas. Maka bukan mengherankan kalau logika kapital berkenaan bersama istilah layaknya “Kemungkinan” dan “Sanggup.”

Logika Proporsional

Logika Proporsional adalah platform penalaran yang semata-mata perihal bersama penghubung layaknya dan, atau, jikalau, maka, gara-gara, dsb.

Logika Proposisional, sesudah itu, mempelajari cara menggabungkan dan/atau memodifikasi semua proposisi, pernyataan, atau kalimat untuk membentuk proposisi, pernyataan, atau kalimat yang lebih kompleks, dan juga interaksi dan pembawaan logis yang diturunkan berasal dari metode menggabungkan atau mengubah pernyataan ini. Didalam logika proposisional, pernyataan paling simple diakui sebagai unit yang bukan mampu dibagi.

Logika Predikat

Logika Predikat sangat mungkin kalimat dianalisis jadi subjek dan argumen didalam sebagian cara berbeda. Logika Predikat juga dapat beri tambahan klarifikasi mengenai quantifier yang lumayan generik untuk mengekspresikan seluruh argumen yang berlangsung di dalam bahasa alami, supaya terlalu mungkin solusi berasal dari kasus lebih dari satu generalitas yang membingungkan para pakar logika abad pertengahan.

Contoh:

Lebih dari satu kucing ditakuti oleh tiap-tiap tikus
maka secara logis bahwa:
Seluruh tikus takut terhadap setidaknya satu kucing
Fallacies (Sesat Pikir)Sesat pikir adalah segala tipe kesalahan di dalam penalaran atau kesimpulan. Sesat pikir adalah segala sesuatu yang sebabkan argumen jadi keliru. Tersedia dua kategori primer di dalam sesat pikir, yakni Bermakna ganda dan sesat pikir kontekstual.

1. Bermakna ganda

Bermakna ganda berlangsung ketika sebuah aktualisasi diri atau pernyataan punya lebih berasal dari satu arti. Tersedia dua style bermakna ganda, yakni ekuivokasi dan amphiboly.

Ekuivokasi berjalan di mana satu kata bisa digunakan didalam dua pengertian yang berbeda. Sedangkan amphiboly berjalan di mana bermakna ganda muncul sebab struktur atau pola kalimat, supaya amat mungkin tersedia lebih berasal dari satu makna.

2. Sesat Pikir Kontekstual

Sesat pikir kontekstual adalah kekeliruan penalaran terhadap konteks atau kondisi di mana kalimat digunakan. Tersedia berlimpah tipe sesat pikir kontekstual, sebagian yang paling generik akan dijelaskan di bawa ini.

a. ad Hominem

Secara simple, ad hominem sanggup dipahami sebagai upaya untuk membantah sebuah argumen bersama dengan menyerang pribadi, era lalunya, hak kepemilikan dan lain sebagainya, yang bukan tersedia hubungannya bersama argumen.

b. Kesimpulan Bukan Relevan

Sesat pikir ini berjalan ketika kesimpulan menyangkut sesuatu tak hanya berasal dari apa yang awalnya coba dibuktikan oleh argumen.

c. Strawman

Strawman adala sesat pikir di mana sebuah argumen akan diambil kesimpulannya bersama dengan cara yang terlalu simple, agar maknanya jstru berbeda serupa sekali.

Misalnya saja ketika seseorang bahwa dirinya mengatakan bahwa dirinya lebih bahagia makan tempe daripada ayam. Sesudah itu seseorang yang lain menyimpulkan bahwa seseorang tersebut anti-ayam.

d. Circular argument

Sesat pikir yang satu ini akan membawa seseorang didalam penalaran yang berputar-putar dan bukan tersedia habisnya. Contoh, seseorang menganggap terkecuali kuliah tersebut sia-sia jika ujung-ujungnya bakal menjadi pengangguran. Argumen ini dilontarkannya berdasarkan fakta bahwa tersedia tak terhitung lulusan kuliah yang menganggur.

e. Appeal to popularity

Kesesatan berpikir yang satu ini ditunaikan bersama kenakan pernyataan beberapa besar penduduk.

Contoh:

Segudang orang yang menginvestasikan asetnya terhadap emas. Menjadi, emas adalah model investasi yang paling tepat.

Padahal, di sisi lain tersedia berlimpah opsi investasi yang menjanjikan potensi laba bukan kalah dibanding emas.

Check Also

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Global: 5 Manfaat Perdagangan Internasional

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Global: 5 Manfaat Perdagangan Internasional

kilatmedia.com – Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Global: 5 Manfaat Perdagangan Internasional. Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *